Tinjau lokasi |
Kab.Padang Pariaman,
prorakyatnews.id ---- Meskipun pihak Polres Padang Pariaman telah menetapkan SJ (25) alias Wanda, sebagai pelaku
pembunuhan dan mutilasi terhadap perempuan berinisial SA (25). Namun warga di Kec.
Batang Anai, Nagari Sungai Buluh korong Lakuak di sekitar lokasi rumah
kediaman pelaku yang juga memasukkan korban dua mahasiswa ke sumur
rumahnya 1, 5 tahun lalu, kini masih menyisakan trauma dan ketakutan yang membuat rentan keamanan bagi warga di sekitar lokasi kejadian.
Sebab, menurut warga, sikap pelaku yang sehari-hari bekerja sebagai
satpam di pabrik bata ringan adalah
di luar dugaan karena secara psikologis sepertinya dia tak mungkin melakukan
hal sesadis itu. Apalagi satu korban
dimutilasi dan dibuang ke sungai Batang Anai Padang Pariaman. Juga diketahui bahwa dia juga mengaku membunuh
dua perempuan lainnya, yakni SO (23) dan AG (24) asal Pasaman Timur, pada 1,5 tahun sebelumnya.
Tim
investigasi Prorakyat News id ketika terjun langsung ke lokasi, pada Kamis
(26/6/2025) saat berbincang dengan salah seorang tokoh masyarakat, inisial “P” mengatakan bahwa peristiwa pembunuham itu
sangat sadis, bengis tidak ada perekemanusian. Padahal selama ini mereka kenal pelaku orang baik-baik
dan ikut berbaur dengan pemuda/i. Bahkan ikut mengurus suro di Korong Sikabu.
“Tak
disangka ternyata pelaku merupakan pembunuh berdarah dingin. Kami merasa trauma akibat kejadian ini dan tak ingin
rasanya berkomentar. Kami takut ada lagi pembunan selanjutnya, “ujarnya.
Selain itu, ibuk “L” menyebutkan bahwa mereka trauma peristiwa yang terjadi di Korong Sikabu. Sepertinya membuat mereka takut keluar.
"Walau sudah diserahkan ke pihak berwajib,
namun diharapkan pengusutannya hingga tuntas dan seadil adilnya, pintanya "
Topan
Lubis. Ketua Raja Aksi Mahasiswa Sumatera Barat (RAMS) juga meminta Proses
pengusutan kasus ini secara tuntas. Juga menurutnya perlu lebih ditingkatkan lagi dan perkuat segala
unsur lembaga Kerapatan Adat Nagari agar
memberikan perlindungan, peraturan dan pengawasan yang ketat terhadap perilaku
cucu kemenakanya di setiap korong. Juga unsur pemuda/i untuk mencegah secara preventif prilaku menyimpang dalam lingkungan masyarakat.
Abi
Said Pulungan, mahasiswa Unes Padang juga berharap dengan ditetapkan
tersangka oleh kepolisian, semoga pihak keluarga korban diberikan kesabaran dan hikmahnya.
Sementara, Eri Samaja salah satu aktivis Sumbar menyebut bahwa seharusnya perempuan dijaga dilindungi dengan baik. Bukan diperlakukan tidak adil atau malah direndahkan atau dibunuh. Sebab katanya kita lahir dari rahim perempuan.
"Lalu kenapa ada yang ingin menjatuhkan
derajat perempuan. Dalam situasi apapun marilah kita jaga kesetaraan gender, jangan salah
memperlakukan termasuk juga kaum lelaki, "pungkasnya. ****** m. hidayat/ irz
Tidak ada komentar:
Write comment